Senin, 01 November 2010

The History Of Qur'anic Text





The History Of Qur'anic Text;
From Revelation To Compilation, A Comparative Study
With The Old And New Testament


Penulis : DR. Muhammad Musthafa Al-'Azami

Jumlah Halaman : 409 Halaman

ISBN: 979-561-937-3

Harga : RM 75.00

Sinopsis

Diantara banyak buku yang ditulis dengan pendekatan ilmiah, mungkin inilah salah satu buku terbaik. Ditulis aslinya dalam bahasa Arab oleh seorang ilmuwan kelahiran India, buku ini ditujukan untuk membantah berbagai tulisan kalangan Orientalis yang sering memojokkan umat Islam. Dalam hal ini kesahihan kitab suci Al Qur'an. Sudah banyak tulisan sejak sekian abad lampau, yang ditulis oleh para penulis Kristiani dan Yahudi, dengan tujuan utama mendiskreditkan Islam, Al Qur'an dan Nabi Muhammad SAW.

Salah satu sasaran para Orientalis adalah keraguan mereka tentang validitas Al Qur'an sebagai kumpulan ayat suci, yang menurut mereka korup karena mengalami berbagai revisi, intervensi, keraguan, dan campur tangan lainnya.

Mustafa Al-A'zami memulai argumennya dengan sejarah turunnya wahyu Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Rasulallah, hingga hafalan Al Qur'an disampaikan kepada para sahabat. Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ashsidiq, Umar bin Khattab mengusulkan kepada Abu Bakar agar seluruh surat Al Qur'an dikumpulkan dan didokumentasikan. Alasannya adalah kekhawatiran para sahabat penghafal Al Qur'an akan segera punah akibat perang. Disini kita mengikuti rantai peristiwa yang dilakukan Zaid bin Tsabit dalam merintis pendokumentasian Al Qur'an era pertama.

Standardisasi bacaan Al Qur'an dilakukan pada masa Khalifah Utsman bin Affan, dengan dibantu sebuah tim beranggotakan 12 orang, termasuk diantaranya Zaid bin Tsabit. Mengingat masa itu, proses standardisasi ini menjadi peristiwa yang mengagumkan. Mulai dari pengumpulan naskah (walau masih banyak sahabat yang bisa melantunkan seluruh Al Qur'an secara akurat), penyerahan dengan saksi minimal 2 orang (bahwa benar isi naskah sesuai bacaan Rasulallah), cross-reference, penyeragaman dialek Quraisy, hingga pada akhirnya hasil mushaf Utsmani dibandingkan dengan dokumentasi era Abu Bakar yang disimpan Hafshah binti Umar bin Khattab (putri Umar yang juga istri Rasulallah). Ini adalah proses penulisan dan editing yang luar biasa! Tidak salah jika Zaid bin Tsabit bisa dinobatkan sebagai editor ulung pertama dalam sejarah Islam.

Mushaf Utsmani inilah yang menjadi standar Al Qur'an diseluruh wilayah Islam, hingga berabad-abad lamanya, termasuk Al Qur'an yang kini kita miliki bersumber dari mushaf Utsmani. Jikapun ada berbedaan, terbatas pada pemberian tanda baca dan ini wajar, terutama setelah kita membaca bab tentang ilmu bahasa dan aksara Arab. Mushaf Utsmani tidak memberikan tanda baca dan batas antar surat. Pembatas antar surat terdapat bacaan Basmalah. Pemberian tanda baca, titik, serta pemisahan menjadi 30 juz baru pada periode berikutnya yang bertujuan untuk mempermudah bacaan semata. Tidak memberikan pengertian berbeda, atau bacaan berbeda.

Penulis lalu melanjutkan dengan sejarah aksara Arab, Ibrani, Kanaan, dan lainnya agar pembaca memahami sejarah dan karakteristik masing-masing aksara. Ketidakpahaman akan aksara inilah yang menurutnya, menjadi salah satu sebab kelirunya para Orientalis dalam meneliti naskah Al Qur'an. Pembaca juga dapat mengikuti sanad yang menjadi landasan menilai shahih-tidaknya suatu catatan sejarah, termasuk surat, ayat, hadits, dan pernyataan para sahabat dan tabi'in. Pemahaman yang kurang pada bidang ini juga menjadi faktor penting dalam berbagai tulisan para Orientalis. Selain itu para Orientalis mempermasalahkan sebuah mushaf milik seorang sahabat yang menghilangkan surat Al Fathihah dan dua surat terakhir, sehingga bertentangan dengan mushaf Utsmani. Penulis menjelaskannya secara panjang lebar.

Penulis lalu mengajak pembaca mengenal sejarah Perjanjian Lama (era Nabi Musa) dan Perjanjian Baru (era Nabi Isa) yang sudah mengalami distorsi turun-temurun, hingga bentuknya saat ini sudah diragukan keasliannya. Penulis melepaskan interpretasi bahwa para Nabi disitu menempati kedudukan yang sangat rendah. Berbeda dengan Al Qur;an yang menghormati seluruh Nabi Allah. Penulis murni secara ilmiah menuliskan fakta bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sudah korup dan tidak dapat diyakini sebagai kitab asli dari Nabi Musa dan Nabi Isa. Satu fakta terdapat disini bahwa kitab Markus, Matius, Paulus dan Yohannes, yang terangkum dalam Perjanjian Baru, bahkan tidak diketahui nama pengarangnya dan tahun penulisannya!

Akhir kata penulis mampu menyanggah seluruh tudingan kaum Orientalis yang menyudutkan Islam, Al Qur'an dan Nabi Muhammad SAW. Banyak sekali ilustrasi mengagumkan dan catatan kaki disini. Butuh waktu lama untuk membacanya. Tapi percayalah, ilmu yang didapat dari buku ini sungguh mencerahkan akal dan hati. (cakrawala-senja.blogspot.com/search/label/sejarah)


1 komentar:

  1. Saya ada edisi BM ini untuk dijual dgn harga RM50 sahaja. Sebabnya saya sudah jumpa edisi English. Berminat hubungi saya khairul.mohd@gmail.com.

    BalasHapus